HR Glossary: Mengenal Istilah Quiet Quitting dan Cara Mencegahnya

Admin LinovCommunity - 1 year ago

Quiet quitting kerap menjadi salah satu hal yang marak dilakukan oleh beberapa pekerja, terlebih bagi mereka yang berasa dari kaum muda yang mulai memahami esensi dari bekerja dan pentingnya keseimbangan dalam bekerja.


Tren ini tidak semata-mata dilakukan untuk mendapatkan keseimbangan di lingkungan kerja, akan tetapi didorong oleh beberapa alasan yang cenderung membuat karyawan tidak nyaman dalam bekerja, sehingga mereka tidak terlalu menonjolkan dirinya di lingkungan kerja.


Lantas, bagaimana cara perusahaan mengatasi hal ini? Simak ulasan lengkapnya melalui artikel di bawah ini!  

Definisi Quiet Quitting

Quiet quitting adalah sebuah perilaku di lingkungan kerja yang tidak menggunakan waktu, tenaga, dan energinya sesuai dengan yang diperlukan. Hal ini merupakan sesuatu yang salah karena tidak sesuai dengan peraturan perusahaan.


Beberapa pendapat juga menyatakan bahwa quiet quitting merupakan salah satu bentuk keseimbangan kerja yang dilakukan oleh karyawan. Artinya, karyawan hanya melakukan apa yang diperintahkan dan menahan keinisiatifan mereka di lingkungan kerja.


Secara sederhana, quiet quilting adalah perilaku seseorang yang tidak benar-benar meninggalkan pekerjaan mereka. Perilaku ini hanya sebagai salah satu bentuk perlawanan dari budaya hustling perusahaan untuk mencapai keseimbangan di lingkungan kerja.


Perilaku ini dianggap negatif karena karyawan tidak memaksimalkan produktivitas mereka dalam bekerja. Dengan perilaku seperti ini, karyawan hanya datang untuk mengerjakan pekerjaan mereka tanpa membantu apa yang sebenarnya bisa mereka bantu.


Baca Juga: Apa Itu Quiet Firing dan Cara Mengatasinya?


Bagaimana Quiet Quitting Berlangsung

Quiet quitting dilakukan oleh karyawan dengan cara bekerja hanya untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab mereka, tetapi tidak merasa berkenan untuk terlibat dalam kegiatan lain yang mendorong operasional perusahaan, seperti kerja lembur, datang lebih awal, atau menghadiri pertemuan wajib.


Hal ini membuat pekerja tidak lagi terlibat dalam berbagai aktivitas di lingkungan kerja. Secara sederhana, mereka hanya datang untuk mengerjakan kewajiban mereka untuk mendapatkan gaji, lalu pulang ketika semuanya sudah berhasil dikerjakan tanpa memperdulikan hal lainnya.

Alasan Mengapa Terjadi Quiet Quitting dalam Dunia Kerja

Beberapa survei menunjukan bahwa tren quiet quitting adalah sebuah tren yang dilakukan oleh pekerja di kalangan Gen Z yang disebabkan oleh kejenuhan dan kekecewaan di lingkungan kerja.


Lebih jelasnya, quiet quitting disebabkan karena perusahaan tidak pandai dalam mempertahankan kesejahteraan karyawan. Gaji yang tidak sesuai, beban kerja yang berlebihan, dan lingkungan kerja yang tidak nyaman adalah beberapa alasan mengapa seorang karyawan akhirnya melakukan quiet quitting di lingkungan kerja.


Mengapa Karyawan Melakukan Quiet Quitting

Beban kerja yang berlebihan membuat karyawan keleahan dan berdampak pada kesehatan fisik serta mental mereka di lingkungan kerja. Selain lebih banyak diam, kelelahan juga membuat mereka melakukan lebih banyak kesalahan, demotivasi, serta berujung pada pengunduran diri dari perusahaan.


Selain itu, quiet quitting juga disebabkan oleh pandemi yang mengubah budaya di lingkungan kerja. Hal ini membuat lebih banyak orang memiliki waktu untuk memikirkan dan mempertanyakan karier mereka dan mencari lebih banyak keseimbangan kehidupan kerja.


Dengan ketidaknyamanan di lingkungan kerja, karyawan lebih memilih untuk hanya mengerjakan tugas dan kewajiban mereka, dan tidak memperdulikan hal lain diluar apa yang menjadi pekerjaanya.  


Tanda-tanda Karyawan Quiet Quitting

Tanda-tanda karyawan melakukan quiet quitting dapat dilihat dari berbagai cara tergantung dari alasan mengapa karyawan melakukan hal tersebut.


Terdapat perbedaan mencolok antara karyawan yang tidak bahagia dengan perusahaan dengan mereka yang menginginkan keseimbangan dalam bekerja. 


Tanda-tanda karyawan yang melakukan quiet quitting diantaranya adalah:

  • Tidak banyak terlibat dalam acara atau kegiatan kantor

  • Lebih sering datang terlambat dan pulang lebih awal

  • Produktivitas yang rendah

  • Memberikan lebih sedikit kontribusi dalam sebuah pekerjaan tim/proyek

  • Tidak banyak berpartisipasi dalam perencanaan dan pertemuan

  • Kurangnya motivasi dalam bekerja

  • Rendahnya inisiatif dalam membantu pekerjaan lain 

Tips Mencegah Budaya Quiet Quitting dalam Lingkungan Kerja 

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah budaya quiet quitting di lingkungan kerja. 

Tidak Mengganggu Karyawan di Akhir Pekan

pekerjaan Anda kerap diburu oleh waktu, sehingga Anda kerap mengirimkan pekerjaan karyawan di akhir minggu. Hal ini bukanlah hal yang tepat karena akan mengganggu ketenangan karyawan. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengirimkannya pada hari Senin saat karyawan kembali di jam bekerja.

Membatasi Jadwal Rapat Karyawan

Tidak semua karyawan menyukai rapat dengan frekuensi yang terlalu sering. Sebagai manajer, Anda perlu menyeleksi dan mempertimbangkan urgensi rapat dengan kehadiran karyawan tertentu di dalamnya. Anda juga bisa mempersingkat waktu rapat agar kegiatan tersebut bisa berjalan dengan efektif.

Kurangi Program Hiburan Karyawan

Kegiatan hiburan selepas pulang kerja memang memiliki manfaat yang baik, akan tetapi beberapa karyawan akan terganggu dengan hal tersebut. Beberapa karyawan mungkin akan lebih senang melakukan hal tersebut dengan caranya masing-masing.

Menciptakan Budaya yang Saling Mendukung 

Salah satu penyebab queit quitting adalah hilangnya apresiasi yang diberikan kepada karyawan atas kerja keras mereka. Dengan mendukung budaya yang saling mendukung dan saling menghormati, karyawan akan merasa dihargai dan termotivasi atas kerja keras dan apresiasi yang mereka terima.

Memberikan Kenaikan Gaji

Memberikan kenaikan gaji bukanlah sesuatu yang salah, terlebih jika perusahaan memang mampu secara finansial. Hal ini bisa Anda manfaatkan sebagai salah satu program pemberian bonus atau penghargaan atas kerja keras lebih yang dilakukan oleh karyawan. Dengan begitu, karyawan akan terpancing untuk lebih giat dalam bekerja.

Ciptakan Target berdasarkan Pencapaian dan Kualitas Kerja

Hal ini sangat penting untuk mengatasi quiet quitting karyawan yang bekerja jarak jauh. Anda harus menciptakan target yang jelas terhadap pencapaian dan kualitas kerja karyawan untuk memperjelas tugas, waktu pengerjaan, serta standar tertentu untuk memperjelas pekerjaan karyawan.


Itulah pembahasan tentang trend quiet quitting yang marak dilakukan oleh pekerja di perusahaan. Pada dasarnya, hal ini dilakukan karena beberapa hal yang membuatnya merasa tidak nyaman dalam bekerja, sehingga mereka hanya bekerja sesuai dengan apa yang perlu mereka kerjakan dan apatis terhadap lingkungan di sekitarnya.


Perusahaan bisa mengatasinya dengan beberapa cara, seperti menciptakan budaya yang positif, membatasi program yang tidak terlalu diperlukan, dan memberikan fasilitas lebih dari segi finansial.