HR Glossary: ADDIE Model, untuk Menyusun Pelatihan Karyawan Tepat Guna
Admin LinovCommunity - 1 year agoADDIE Model merupakan salah satu model yang tepat untuk digunakan dalam merancang pengembangan dan pelatihan SDM di perusahaan. Model ADDIE dipercaya salah satu model yang efektif untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan karyawan di perusahaan Anda.
Biasanya, model ini bisa memudahkan HR dalam mengidentifikasi pembelajaran apa yang tepat untuk SDM di perusahaan. Sebelum lebih jauh, tahukah apa itu model ADDIE? Bagaimana dampaknya bagi SDM? Baca ulasan di bawah untuk mengetahui lebih jauh tentang model ADDIE.
Apa itu ADDIE Model?
ADDIE model merupakan kependekan dari Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate. Model ini merupakan salah satu model yang kerap digunakan untuk desain instruksional. Desain instruksional sendiri adalah proses merancang, mengemabngkan, dan menyampaikan konten pembelajaran.
Kelebihan ADDIE model adalah tersedianya kerangka kerja yang terstruktur. Kerangka tersebut memudahkan Anda dalam membuat produk pembelajaran yang efektif. Produk pembelajaran ini bisa berupa pelatihan secara daring dan luring, sesi materi, lembar informasi, atau konten lain yang bertujuan untuk menyampaikan konten pembelajaran yang Anda buat.
Mengapa Harus Menggunakan Model ADDIE?
Model ADDIE dinilai sebagai model pembelajaran dan pengembangan yang efektif. Model ini juga memudahkan HR dalam memastikan bahwa pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik melalui pendekatan yang terpadu.
Lalu, model ADDIE dapat membantu HR dan perusahaan untuk mengukur efektivitas pembelajaran. Hal ini disebabkan karena ADDIE dapat memudahkan untuk menentukan keefektifan pembelajaran.
Baca Juga: HR Glossary: Pelatihan Blended Learning di Perusahaan
Langkah Pengembangan Model ADDIE
Seperti yang sudah dibahas bahwa model ADDIE merupakan model yang terdiri dari Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate. Langkah pengembangan model ini sesuai dengan masing-masing poin tersebut. Berikut penjelasannya.
1. Analyze
Langkah pertama adalah analisis. Pada langkah analisis, Anda perlu melakukan identifikasi masalah apa yang akan dipecahkan, bagaimana bentuk pembelajaran atau pelatihannya, siapa sasarannya, dan apa tujuan dari pelatihan tersebut. Berikut adalah penjelasan dari langkah-langkah di atas dalam memenuhi poin analisis pada model ini.
Mengidentifikasi masalah
Untuk menentukan pembelajaran apa yang dibutuhkan, Anda perlu mengidentifikasi masalahnya terlebih dahulu. Permasalahan bisa dilihat dari bagaimana kesenjangan yang ada pada karyawan, tantangan perusahaan, budaya dan perilaku SDM, atau bisa dari segi penjualan yang mungkin menurun.
Jika Anda merasa bahwa masalah yang ada bisa dipecahkan dengan intervensi pengembangan organisasi, maka Anda tidak perlu melanjutkan ke tahap selanjutnya. Akan tetapi, jika Anda menganggap bahwa masalah hanya bisa dipecahkan melalui pelatihan, maka Anda perlu memahami langkah selanjutnya. berikut adalah gambaran alur dari langkah ini:
Menganalisis apa yang dibutuhkan dari pelatihan
Analisis apa yang dibutuhkan dari pelatihan atau the training needs analyze adalah proses mengidentifikasi kesenjangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap pada lingkungan pekerjaan. Pada langkah ini, perusahaan bisa menentukan apa yang perlu diperbaiki melalui pelatihan yang akan dilaksanakan.
Menentukan tujuan utama dari pelatihan
Setelah mengetahui apa yang dibutuhkan dari diadakannya pelatihan tersebut, perusahaan bisa menentukan tujuan utama dari pelatihan yang akan dilakukan. Tujuan ini menjadi dasar pelatihan dan akan dijabarkan lebih rinci pada saat pembuatan desain pelatihan. Langkah ini juga menjadi cara untuk mengukur keberhasilan dari pelatihan dengan cara melakukan pre-test dan post-test.
Menentukan target dari pelatihan
Langkah selanjutnya adalah menentukan target dari pelatihan. Salah satu cara untuk menentukan target dari pelatihan adalah dengan cara menyelaraskan gambaran dari pelatihan yang diadakan dengan pengalaman serta pengetahuan pada SDM yang ada.
Mengidentifikasi kebutuhan pemangku kepentingan perusahaan
Penting untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pemangku kepentingan di perusahaan. Baik HR atau perancang kepelatihan ini harus memahami apa yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan.
Berdasarkan semua langkah pada tahap analisis ini, Anda akan memiliki informasi yang cukup mencakup seperti durasi pelatihan, anggaran, fasilitas, dan informasi lainnya. Dengan begitu, sebagian informasi yang esensial berhasil Anda kumpulkan pada tahap ini.
2. Design
Tahap desain adalah tahap di mana Anda menerjemahkan hasil analisis Anda ke dalam desain pelatihan. Tahap ini memerlukan koordinasi antara pemangku kepentingan perusahaan dengan perancang pelatihan. Berikut adalah hal yang harus dilakukan pada tahap desain.
Pembuatan garis besar intervensi pembelajaran
Pembuatan garis besar intervensi adalah proses menyusun intervensi pembelajaran dan menentukan pembelajaran dari setiap pembelajaran yang diadakan, baik itu setiap kelas atau setiap lokakarya, atau bentuk pembelajaran lainnya.
Pemetaan intervensi pembelajaran
Pada tahap ini, perancang akan memetakan bagaimana sistem dari intervensi pembelajaran, seperti online, offline, atau campuran. Pemetaan ini memerlukan pertimbangan yang matang karena berdampak pada jangka waktu pelatihan diadakan.
Memetakan metode evaluasi atau penilaian
Memetakan metode yang cocok untuk evaluasi dapat dilihat dari sudut pandang desain pembelajaran yang dibuat. Berdasarkan model Kirkpatrick, tidak semua penilaian dari pelatihan dapat dianalisis secara penuh. Dampak dari pelatihan secara menyeluruh yang dibenarkan adalah sebanyak 5% dari semua pelatihan.
Bekerja sama dengan pemangku kepentingan perusahaan
Pemangku kepentingan harus memahami tentang pengarahan dan pembaharuan dari tujuan dan desain pembelajaran yang dipilih. Hal ini bisa memudahkan Anda sebagai perancang untuk melakukan perubahan jika diperlukan.
3. Development
Setelah desain tersusun dengan matang, langkah selanjutnya adalah pengembangan atau development. Langkah pertama yang Anda harus lakukan adalah memikirkan pendekatan seperti apa yang akan Anda lakukan. Setelah itu, Anda perlu mempertimbangkan apakah Anda mampu mengembangkan sendiri atau membutuhkan orang lain untuk terlibat.
Terakhir, Anda bisa mengeksekusi atau membuat, meminjam atau membeli konten pembelajaran untuk pelatihan nanti. Berikut adalah langkah pengembangan dari konten pembelajaran yang akan Anda gunakan dalam pelatihan.
Menentukan metode penyampaian
Metode penyampaian dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik secara langsung, online atau campuran. Anda juga bisa menentukan apakah penyampaian materi dilakukan oleh ANda sendiri atau memerlukan bantuan pihak lain.
Menyesuaikan produk pembelajaran dengan desain pembelajaran
Produk pembelajaran dapat menggunakan berbagai cara, baik itu buku, video, atau pemateri yang Anda undang secara khusus. Penting untuk memastikan jika produk pembelajaran harus sesuai dan relevan dengan kepelatihan butuhkan.
Menentukan strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat mencakup media, metode, dan cara penyampaian materinya. Anda dapat menyesuaikan strategi pembelajaran dengan desain yang telah dibuat agar bisa relevan dan materi tersampaikan dengan baik.
Melakukan evaluasi dari kualitas produk pembelajaran
Melakukan evaluasi terhadap kualitas produk pembelajaran dapat dilakukan dengan cara mencobanya pada target dengan skala kecil. Hal ini dapat bermanfaat untuk mengetahui apakah produk pembelajaran tersebut sesuai atau tidak dengan kualitas yang diharapkan.
Distribusi teknologi yang dibutuhkan
Untuk bisa menggunakan produk pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa alat-alat teknologi di perusahaan Anda memadai. Anda mungkin perlu menyiapkan ruangan baik itu ruangan fisik atau ruangan secara digital. Koneksi internet, perangkat lunak dan keras yang baik, serta memastikan pemahaman SDM tentang dasar-dasar penggunaan teknologi.
Pengembangan strategi komunikasi untuk intervensi pembelajaran
Menciptakan strategi komunikasi yang baik untuk intervensi pembelajaran dapat membuat Anda mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Anda bisa menentukan strategi komunikasi seperti apa yang cocok dan relevan dengan desain pembelajaran yang Anda buat.
4. Implement
Fase implementasi adalah fase yang paling penting dalam mengaplikasikan semua yang telah dipersiapkan. Tahap ini akan melibatkan beberapa pihak perusahaan untuk berperan di dalamnya. Berikut ini beberapa tahapan dalam fase ini.
Membuat program sampingan
Membuat program sampingan dapat membantu proses implementasi dari pelatihan yang dilakukan, seperti membuat program yang dapat menyatukan pelatihan digital dan pelatihan interaktif. Seperti mengadakan webinar atau lokakarya secara daring.
Penyampaian dan partisipasi dari program pelatihan
Fase ini merupakan langkah yang dilakukan dalam menyampaikan materi lain di luar latihan yang dapat membantu peserta mencapai tujuannya. Seperti membuat buku panduan, atau sumber daya lain yang dapat membantu proses pembelajaran lebih maksimal.
Merubah lingkungan kerja
Merubah lingkungan tempat kerja setelah mengikuti pelatihan mungkin diperlukan. Contohnya seperti menambah poster, desain, merubah nuansa ruangan, atau menambah ornamen lain yang menggambarkan pesan dari pelatihan tersebut.
Melaksanakan perencanaan komunikasi
Pelaksanaan dari perencanaan komunikasi yang baik dapat membantu intervensi pembelajaran berjalan lebih baik dan membuat peserta jauh lebih bersemangat.
Pelaksanaan Evaluasi Formal
Evaluasi ini bergantung pada desain pembelajaran yang telah dibuat. Ada beberapa cara untuk melakukan evaluasi ini seperti wawancara, mengisi formulir, post-test, data hasil kerja, atau umpan balik dari peserta pelatihan.
5. Evaluate
Evaluasi dipakai untuk mengukur seberapa besar dampak dari pelatihan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dilakukan sesegera mungkin setelah pelatihan dilaksanakan. Ada beberapa poin yang bisa diperhatikan dari evaluasi ini, berikut adalah penjelasannya.
Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan evaluasi program formal. Bisa dilakukan melalui pemberian tugas setelah pelatihan, observasi setelah dua sampai enam bulan dari pelatihan, atau memakai data produktivitas pegawai setelah pelatihan.
Pembelajaran berkelanjutan
Proses pembelajaran berkelanjutan membuat tim perancang mampu mengevaluasi terkait program mana yang berjalan dengan baik dan program mana yang harus dikembangkan dan ditingkatkan lagi kedepannya.
Usulan perbaikan
Usulan perbaikan bisa ditujukan pada program yang ingin dipertahankan namun masih ada kekurangan di dalamnya. Evaluasi ini dapat dimasukkan ke dalam program tersebut agar saat digunakan kembali, program bisa sesuai dengan yang diharapkan.
Evaluasi pada kasus bisnis perusahaan
Evaluasi ini dapat berperan untuk mengetahui sejauh mana program bisa tercapai. Untuk mengetahui, Anda memerlukan umpan balik atau masukan dari berbagai pihak terkait kepuasan pelatihan ini.
Baca Juga: Mengenal Upskilling untuk Karyawan
Penerapan Desain Instruksional yang Cepat
Penerapan desain instruksional yang cepat dapat dilakukan melalui bantuan teknologi pada perangkat lunak. Proses penerapan ini akan melibatkan pemangku kepentingan untuk terlibat secara terus menerus dalam memberikan respons dan masukan dalam konsep Proof of Concept atau POC.
Masukan tersebut dapat terus dimasukan POC hingga produk pembelajaran bisa selesai. Untuk penerapan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
Menentukan tujuan awal dan persyaratan pembelajaran
Membuat prototipe yang cepat dari bukti konsep
Mengevaluasi prototipe dengan cara perbaikan berulang untuk menyesuaikan tujuan dan persyaratan POC
Penerapan tujuan dan persyaratan yang disesuaikan dengan versi terbaru dari POC
Ulangi langkah 2 sampai 4 sampai produk selesai
Gambar di bawah merupakan gambaran dari proses berulang dari pengembangan prototipe yang dikembangkan secara berulang dengan cepat. Tidak jarang jika proses tersebut terus mengalami perbaikan karena adanya penyesuaian dengan dengan kebutuhan pengguna. Anda mungkin membuat kerangkanya secara berulang sebelum beralih ke prototipe lain.
Itulah pembahasan tentang ADDIE model yang mungkin bisa menambah pencerahan bagi Anda dalam membuat pelatihan dan pembelajaran yang efektif bagi karyawan di perusahaan.
Membuat pelatihan memang tidak mudah, Anda mungkin memerlukan bantuan pihak lain untuk mewujudkan pelatihan ini. Selain itu, Anda juga harus melakukan evaluasi yang mendalam untuk menilai apakah program tersebut sesuai atau tidak dengan tujuan awal.