HR Best Practices: Strategi HR yang Inovatif untuk Mengatasi Dampak Resesi pada Tenaga Kerja

Admin LinovCommunity - 10 months ago

Dalam dunia ekonomi, resesi adalah fenomena yang tidak dapat dihindari dan dapat memberikan dampak yang bisa memunculkan kerugian pada bisnis.

Oleh karena itu, perusahaan perlu menemukan strategi untuk mengatasi dampak resesi ini. Bagaimana caranya? Mari simak artikel berikut ini untuk mengetahui apa itu resesi dan strategi untuk menghadapinya!


Apa Itu Resesi?

Resesi adalah suatu kondisi ekonomi yang terjadi ketika perputaran ekonomi suatu negara menjadi lambat atau memburuk.

Hal ini biasanya ditandai dengan adanya penurunan produk domestik bruto (PDB) selama dua kartal atau lebih secara berkelanjutan. PDB sendiri mencerminkan aktivitas ekonomi suatu negara selama satu periode. 

Oleh karena itu, jika terjadi penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan selama dua periode, negara tersebut dianggap mengalami resesi. 

Menurut National Bureau of Economic Research (NBER) di Amerika Serikat, resesi adalah kondisi di mana terjadi penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dalam beberapa bulan.

Hal ini dapat dilihat dari aspek PDB riil, penghasilan, tingkat pengangguran, produksi industri, dan penjualan grosir-ritel.


Dampak Adanya Resesi

Resesi memiliki konsekuensi yang timbul dan mempengaruhi beberapa sektor. Pihak-pihak yang terkena dampak dari resesi adalah sebagai berikut:


  1. Dampak Resesi Ekonomi Terhadap Perusahaan

Dampak resesi pada perusahaan terlihat dari adanya penurunan pendapatan dan risiko keberlanjutan bisnis. 

Perusahaan cenderung memangkas biaya operasional, menutup area bisnis yang kurang menguntungkan, dan melakukan efisiensi pegawai, termasuk PHK.

Keputusan ini diambil sebagai langkah berat untuk menjaga kelangsungan bisnis di tengah kondisi ekonomi yang sulit.


  1. Dampak Resesi Ekonomi Terhadap Pemerintahan

Resesi ekonomi mempengaruhi pemerintah dengan meningkatnya pengangguran dan tekanan keuangan.

Pemerintah harus membuka lebih banyak lapangan kerja, tetapi ini bisa berarti adanya peningkatan pinjaman dari bank asing.

Pendapatan pajak juga turun karena kondisi finansial masyarakat yang memburuk, membuat pemasukan PPN ke kas negara berkurang.

Pemerintah yang dituntut untuk pembangunan sektor pemerintahan juga menghadapi defisit anggaran dan utang yang lebih tinggi.


  1. Dampak Resesi Ekonomi Terhadap Para Pekerja

Para pekerja terkena dampak resesi melalui PHK dan pemotongan upah.

Kehilangan pekerjaan dan penurunan pendapatan menciptakan ketidakstabilan sosial, meningkatkan kesenjangan ekonomi, dan dapat mengakibatkan tingkat kriminalitas yang lebih tinggi.

Resesi tidak hanya mempengaruhi ekonomi, tetapi juga menciptakan tantangan sosial yang serius bagi masyarakat.


Apa Saja Penyebab Resesi

Terdapat sejumlah faktor yang dapat menyebabkan terjadinya resesi di suatu negara. Beberapa faktor penyebab resesi adalah sebagai berikut:


  1. Adanya Inflasi

Inflasi dapat menyebabkan resesi melalui melemahnya daya beli masyarakat dan penurunan produksi.

Dampak lanjut dari hal ini adalah potensi besar terjadinya peningkatan angka pengangguran dan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal.


  1. Adanya Deflasi Berlebihan

Deflasi berlebihan, yaitu dimana harga barang dan jasa turun seiring waktu, dapat meningkatkan risiko resesi. 

Penyebabnya adalah karena pemilik usaha perlu menekan biaya produksi akibat penurunan upah dan penundaan pembelian. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan kerugian pada bisnis.


  1. Pecahnya Gelembung Aset

Pecahnya gelembung aset yang disebabkan oleh langkah gegabah investor selanjutnya menjadi salah satu penyebab dari resesi.

Misalnya, seperti pembelian saham dan properti secara besar-besaran, dapat menciptakan panic selling dan mengakibatkan resesi saat pasar mengalami kerusakan.


  1. Adanya Guncangan Ekonomi Secara Mendadak

Guncangan ekonomi mendadak, seperti kesulitan finansial dan masalah hutang yang serius tentunya juga dapat memicu resesi.

Hal ini dapat dilihat melalui penurunan daya beli masyarakat dan kesulitan pembayaran hutang yang berujung pada gagal bayar.


  1. Adanya Ketidakseimbangan antara Produksi dan Konsumsi

Pemicu selanjutnya dari resesi adalah adanya ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi.

Saat barang dan jasa diproduksi secara berlebihan manun tingkat konsumsi atau daya beli menurun, hal ini dapat menjadi bencana bagi produsen.

Dampaknya adalah munculnya impor dalam skala besar, meningkatnya pengeluaran perusahaan, dan berkurangnya laba perusahaan domestik.


  1. Nilai Impor Lebih Besar daripada Ekspor

Tanda lain munculnya resesi adalah ketika nilai impor suatu negara melebihi nilai ekspornya. 

Situasi ini dapat berdampak pada defisit anggaran negara dan penurunan pendapatan nasional.


  1. Tingkat Pengangguran yang Tinggi

Angka pengangguran yang tinggi di suatu negara dapat menjadi indikasi adanya resesi.

Hal ini karena tenaga kerja memegang peran penting dalam perputaran ekonomi dalam suatu negara.

Oleh karena itu, peningkatan angka pengangguran akibat resesi ini dapat menyebabkan lonjakan tingkat kriminalitas.


  1. Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Selama Dua Kuartal

Penurunan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut, nilai impor yang lebih besar dari ekspor, dan tingkat pengangguran yang tinggi dapat menjadi indikator terjadinya resesi. 

Faktor ini dilihat dari melemahnya PDB suatu negara yang menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal.


  1. Adanya Perkembangan Teknologi

Terakhir, penyebab munculnya resesi adalah dengan adanya perkembangan teknologi, khususnya seperti Artificial Intelligence (AI) dan robot.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan lapangan pekerjaan, meningkatkan angka pengangguran, dan berpotensi menciptakan resesi.


Bagaimana Strategi HR Hadapi Resesi?

Dalam menghadapi resesi, HR perlu menerapkan strategi di bawah ini untuk menghindarinya. Strategi HR dalam menghadapi resesi adalah berikut ini:


  1. Mendengarkan Suara Karyawan

Anda pastinya sering kali mendengar perusahaan menekankan pentingnya pelayanan pelanggan dengan moto “customer first”

Perlakukan pula karyawan seperti Anda memperlakukan pelanggan. Bagaimanapun mereka adalah profesional yang memegang peranan kunci dalam kesuksesan perusahaan. 

Pastikan perusahaan tidak hanya memprioritaskan kebutuhan pelanggan, tetapi juga mendengarkan perhatian dan pandangan karyawan. 

Proses mendengarkan karyawan dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan atau metode, seperti survei karyawan, surel elektronik, atau mengadakan pertemuan baik formal dan informal dan lainnya.


  1. Fokus Mengembangkan Inovasi

Perusahaan harus dapat beradaptasi dan berkembang agar tetap bisa bertahan dan berkembang.

Penelitian Great Place To Work menemukan bahwa kemampuan inovasi perusahaan lebih tergantung pada sejauh mana karyawan diberikan kesempatan untuk berinovasi bersama pemimpin yang aktif mencari ide dari mereka. 

Hal ini dapat menghasilkan ide berkualitas tinggi, implementasi yang cepat, tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi, dan pertumbuhan pendapatan yang meningkat.


  1. Memenuhi Janji Perusahaan

Selama masa sulit, penting untuk tetap memenuhi janji perusahaan.

Kepemimpinan yang terbuka, jujur, dan autentik, bahkan dalam kondisi yang tidak positif, dapat membangun loyalitas karyawan dan mendukung hasil bisnis yang lebih baik.


Baca Juga: 10 Strategi untuk Meningkatkan Retensi Karyawan di Perusahaan


  1. Evaluasi Strategi Perekrutan, Pemecatan, dan Kenaikan Jabatan

Saat menghadapi masa sulit, perusahaan perlu meninjau kembali strategi perekrutan, pemecatan, dan kenaikan jabatan. 

Pendekatan “last-in, first-out” dapat menghentikan pegawai yang baru bergabung.

Selain itu, pastikan bahwa perusahaan memiliki SOP yang jelas SOP yang jelas untuk perekrutan, pemecatan, dan kenaikan jabatan.

Adanya SOP yang jelas dalam proses ini adalah untuk memastikan bahwa adanya keadilan dan pemenuhan janji perusahaan.


  1. Melibatkan Karyawan dalam Proses Restrukturisasi

Restrukturisasi tim selama resesi sering kali diperlukan, tetapi perlu dikelola dengan bijaksana. 

Karyawan seharusnya memiliki kesempatan untuk bergabung dengan tim baru dengan sukarela, dan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan dapat membantu mengurangi dampak psikologis. 

Meskipun kondisi ideal melibatkan karyawan dalam keputusan ini, terkadang restrukturisasi harus dilakukan dengan cepat, dan manajer harus memperhatikan perasaan karyawan yang terlibat.



Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang dapat terjadi, memahami strategi dan langkah-langkah pencegahan resesi adalah hal yang sangat penting.

Dengan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat tetap beradaptasi, berkembang, dan menjaga kesejahteraan karyawan.